Pages

Minggu, 13 Maret 2011

kehidupan yang indah



Berapa umur anda saat ini?
15tahun, 25 tahun,35 tahun, 45 tahun atau bahkan 60 tahun...
Berapa lama anda telah melalui kehidupan anda?
Berapa lama lagi sisa waktu anda untuk menjalani kehidupan?
Tidak ada seorang pun yang tahu kapan kita mengakhiri hidup ini.

Matahari terbit dan kokok ayam menandakan pagi telah tiba. Waktu untuk kita
bersiap melakukan aktivitas, sebagai karyawan, sebagai pelajar, sebagai
seorang profesional, dll.
Kita memulai hari yang baru. Macetnya jalan membuat kita semakin tegang
menjalani hidup. Terlambat sampai di kantor, itu hal biasa. Pekerjaan
menumpuk, tugas dari boss yang membuat kepala pusing, sikap anak buah yang
tidak memuaskan, dan banyak
problematika pekerjaan harus kita hadapi di kantor.
Tak terasa, siang menjemput..."Waktunya istirahat..makan-makan.." Perut
lapar, membuat manusia sulit berpikir. Otak serasa buntu. Pekerjaan menjadi
semakin berat untuk
diselesaikan. Matahari sudah berada tepat diatas kepala. Panas betul hari
ini...
Akhirnya jam istirahat selesai, waktunya kembali bekerja...Perut kenyang,
bisa jadi kita bukannya semangat bekerja malah ngantuk. Aduh tapi pekerjaan
kok masih banyak yang belum selesai. Mulai lagi kita kerja, kerja dan terus
bekerja sampai akhirnya terlihat di sebelah barat...

Matahari telah tersenyum seraya mengucapkan selamat berpisah. Gelap mulai
menjemput. Lelah sekali hari ini. Sekarang jalanan macet. Kapan saya sampai
di rumah. Badan pegal sekali, dan badan rasanya lengket.
Nikmat nya air hangat saat mandi nanti. Segar segar...
Ada yang memacu kendaraan dengan cepat supaya sampai di rumah segera, dan
ada yang berlarian mengejar bis kota bergegas ingin sampai di rumah.
Dinamis sekali kehidupan ini.
Waktunya makan malam tiba. Sang istri atau mungkin Ibu kita telah menyiapkan

makanan kesukaan kita. "Ohh..ada sop ayam"
. "Wah soto daging buatan ibu memang enak sekali".
Suami memuji masakan istrinya, atau anak memuji masakan Ibunya. Itu juga kan

yang sering kita lakukan.

..Selesai makan, bersantai sambil nonton TV. Tak terasa heningnya malam
telah tiba. Lelah menjalankan aktivitas hari ini, membuat kita tidur dengan
lelap. Terlelap sampai akhirnya pagi kembali menjemput dan mulailah hari
yang baru lagi.
Kehidupan..ya seperti itu lah kehidupan di mata sebagian besar orang.
Bangun, mandi, bekerja, makan, dan tidur adalah kehidupan.
Jika pandangan kita tentang arti kehidupan sebatas itu, mungkin kita tidak
ada bedanya dengan hewan yang puas dengan bisa bernapas, makan, minum,
melakukan kegiatan rutin, tidur. Siang atau malam adalah sama.
Hanya rutinitas...sampai akhirnya maut menjemput.

Memang itu adalah kehidupan tetapi bukan kehidupan dalam arti yang luas.
Sebagai manusia jelas kita memiliki perbedaan dalam menjalankan kehidupan.
Kehidupan bukanlah sekedar rutinitas.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencurahkan potensi diri kita untuk
orang lain.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita berbagi suka dan duka dengan orang
yang kita sayangi.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita bisa mengenal orang lain.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita melayani setiap umat manusia.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita mencintai pasangan kita, orang tua
kita, saudara, serta mengasihi sesama kita.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita belajar dan terus belajar tentang
arti kehidupan.
Kehidupan adalah kesempatan untuk kita selalu mengucap syukur kepada Yang
Maha Kuasa ..
Kehidupan adalah ... dll.

Begitu banyak Kehidupan yang bisa kita jalani.
Berapa tahun anda telah melalui kehidupan anda ?
Berapa tahun anda telah menjalani kehidupan rutinitas anda ?
Akankah sisa waktu anda sebelum ajal menjemput hanya anda korbankan untuk
sebuah rutinitas belaka ?

Kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput, mungkin 5 tahun lagi, mungkin 1
tahun lagi, mungkin sebulan lagi, mungkin besok, atau mungkin 1 menit lagi.
Hanya Tuhanlah yang tahu...
Pandanglah di sekeliling kita...ada segelintir orang yang membutuhkan kita.

Mereka menanti kehadiran kita. Mereka menanti dukungan kita. Orang tua,
saudara, pasangan, anak, sahabat dan sesama......
Serta Tuhan yang setia menanti ucapan syukur dari bibir kita.

Bersyukurlah padaNYA setiap saat bahwa kita masih dipercayakan untuk
menjalani kehidupan ini. Buatlah hidup ini menjadi suatu ibadah.
Selamat menjalani hidup yang lebih berkualitas.

kehidupan yang kasar


Waktu itu aku sedang menikmati keramaian sore hari selepas kerja. Ada banyak anak berseragam SMA nongkrong dipinggiran jalan.. bercanda dengan teman sebelahnya. Di perempatan dekat rumahku, ada anak-anak jalanan sedang sibuk berlatih nyanyian terbaru.. lagu peterpan, radja, slank, dewa.. macam-macam .. kadang aku malah asing dengan syairnya. Anak-anak itu, masa depan bangsa tapi mereka tidak pernah menikmati masanya sendiri. Ah, mungkin aku terlalu berlebihan. Sapa tahu, mereka bahagia dengan keadaannya saat ini, siapa yang tahu???Tiba-tiba ada seorang ibu mengendong bayinya, berjalan kearah kerumunan itu sambil berteriak-teriak. Aku gak jelas, apa yang dia ucapkan.. lalu dengan seketika anak-anak jalanan itu serentak membubarkan diri berlarian tak tentu arah. Seorang anak, laki-laki sekitar 8 tahun kudapati sedang menangis kencang dengan kuping kanannya dijewer sang ibu. Hatiku marah, apa salah anak itu? Haruskah kekerasan fisik itu terjadi? Dia kan hanya berlatih menyanyi?OOOOh..... ternyata, sang ibu marah besar karena anak laki-laki itu seharusnya sudah berangkat mengamen. Mengamen>???Iya, mengamen.. bukan sekolah!!Masyaallah......anak sekecil itu harus kerja keras??? Kakiku, entah awalnya bagaimana..tiba-tiba berjalan mengikuti kemana arah anak laki-laki itu. Naik bus. Dia naik bus kota. Huuup.. aku buru-buru meloncat, naik ke dalam bus yang ditumpangi pengamen kecil itu. Jreng....jreng.. gitarnya fals..ya ampun ... bagaimana bisa enak di kuping??? Jujurlah padaku, bila kau tak lagi cinta, tinggalkanlah aku, bila tak ingin bersama.........Huwaaaaahhh.......!!! pekak telingaku dan kurasa seisi bus juga merasakan penyiksaan yang luar biasa pada gendang telinga mereka. Tapi anak itu, cuek. Dia gak pedulikan sekitarnya... Dia terus menyanyi dan berharap akan mendapatkan uang yang lumayan. Halte berikutnya, huuuup...!!! sigap juga dia melompat dari bus.. dan aku... huup....!! tepat dibelakangnya. mengikuti dia, menyeberang jalan. Dasar, anak-anak... nyebrang pun asal-asalan.. Lalu dari arah timur, melaju bus yang akan membawaku kembali ke perempatan dekat rumahku. Kutinggalkan dia, disana. Sendiri. EEh... dia tidak sendiri. Muncul segerombolan anak laki-laki seusianya, malah ada anak perempuannya juga. Tapi, nampaknya dia lebih besar dari anak laki-laki itu. Mereka tampak ceria, tertawa, saling dorong, bercanda layaknya anak-anak yang lain. Padahal dipundak mereka, beban itu tidaklah ringan. Anak-anak itu. Masa depan bangsaku. Tapi, siapa yang peduli????